Hubungan Fungsi Afektif Keluarga Dengan Perilaku Kenakalan Remaja Di SMA Negeri 15 Konawe Selatan

  • Nurfantri Nurfantri Poltekkes Kemenkes Kendari
Keywords: Affective Function of Families; Juvenile Delinquency

Abstract

Masa remaja adalah masa peralihan, yang bukan hanya dalam arti psikologis, tetapi juga fisiknya. Peralihan dari anak ke dewasa ini meliputi semua aspek perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan fungsi afektif keluarga dengan perilaku kenakalan remaja di SMA Negeri 15 Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross sectionaldengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi adalah seluruh siswa (i) yang terdaftar sebagai pelajar di SMA Negeri 15 Konawe Selatan kelas II yang berjumlah 120 orang. Pemilihan sampel dalam penelitian ini ditentukan dengan cara simple random sampling. Uji statistik yang digunakan uji fixher exact test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang melakukan kenakalan remaja sebanyak 21 responden (38,2%) dan tidak melakukan kenakalan remaja sebanyak 34 responden (61,8%).Fungsi afektif keluarga baik sebanyak 19 responden (34,4%) dan kurang baik sebanyak 36 responden (65,6%).Terdapat hubungan antara fungsi afektif keluarga dengan perilaku kenakalan remaja di SMA Negeri 15 Konawe Selatan (p=0,001). Simpulan penelitian ini adalah orangtua yang memiliki anak (usia) remaja sebaiknya lebih meningkatkan daya kontrol terhadap perkembangan anak terlebih khusus dalam hal pergaulan anak, serta lebih memperhatikan lagi aktivitas dan intensitas komunikasi keluarga yang terjalin di dalam keluarga, karena kedua faktor itu sangat penting dalam mencegah terjadinya kenakalan remaja.

The transition from child to adult covers all aspects of development experienced as a preparation for adulthood. This study aims to determine the relationship of affective function of families with behavior of juvenile delinquency in SMA Negeri 15 Konawe Selatan. This research was conducted with cross sectional design using quantitative approach. The population is all students (i) registered as students in SMA Negeri 15 Konawe Selatan class II which amounts to 120 people. The sample selection in this research is determined by simple random sampling. Statistical test used test fixher test. The result of this research shows that teenagers who do juvenile delinquency are 21 respondents (38,2%) and do not do juvenile delinquency as many as 34 respondents (61,8%) Good affective family function as much 19 respondents (34,4%) and less good as many as 36 respondents (65.6%) There is relationship between affective function of family with behavior of juvenile delinquency in SMA Negeri 15 Konawe Selatan (p = 0,001). The conclusion of this study is that parents who have children (age) adolescents should further increase the control of the child's development especially special in terms of intercourse of children, and more attention to the activity and intensity of family communication in the family, because both factors are very important in preventing the happening of juvenile delinquency.

Published
2023-06-08